Mogok yang berlarut-larut bisa membuat Bunda frustrasi dan kehabisan akal untuk membujuk anak ke sekolah. Akhirnya Bunda harus mengeluarkan berbagai ancaman sehingga anak makin keras menolak ke sekolah.
Mengancam dan menakut-nakuti anak jelas tidak tepat untuk mengatasi mogok sekolah, karena mogok sekolah biasanya berkaitan dengan kecemasan. Ancaman orang tua malah bisa menambah kecemasan anak. Tenang Bun, hal itu tidak hanya dirasakan Anda saja, kok. 1 dari 5 anak pasti pernah menolak masuk sekolah, setidaknya sekali sepanjang masa sekolahnya. Ini salah satu cara untuk mengatasinya:
1. Tetap tenang dan tak putus asa. Daripada bereaksi penuh emosi, cobalah mundur sedikit, lupakan dulu rasa marah dan panik Anda, dan pusatkan perhatian pada tanggung jawab dan jalan keluarnya.
2. Komunikasi dengan sekolah. Guru atau Kepala Sekolah anak Anda mungkin bisa memberi informasi mengenai apa yang sedang terjadi di kelas atau sekolah yang mungkin berhubungan dengan perilaku mogok sekolah anak. Berbicaralah dengan netral dan cari sebanyak mungkin informasi yang bisa membantu Anda menemukan pola mogok sekolah anak. 3. Dengarkan anak Anda. Ada kalanya kemampuan anak memecahkan masalah yang menjadi akar permasalahan mogok sekolah. Misalnya, ia mungkin tertinggal dalam pelajaran matematika, tetapi tak tahu bagaimana caranya meminta bantuan guru.
Carilah waktu dan suasana yang tepat untuk bicara dari hati ke hati dengan anak. Berikan pertanyaan terbuka, seperti, “Apa yang kamu rasakan paling sulit di sekolah?”, atau, “Apa yang kamu lakukan jika gurumu memberi tugas yang terlalu sulit bagimu?”atau, “Bagaimana reaksimu ketika si A mengejekmu?” Dengarkan jawaban anak dan apa pun jawabannya, jangan disepelekan.
4. Cari bantuan ahli. Mungkin Anda perlu bertemu dengan dokter anak untuk menyingkirkan kemungkinan gejala-gejala yang ditunjukkan anak tidak berhubungan dengan penyakit tertentu. Anda juga bisa menemui psikolog untuk membantu Anda menyusun siasat dan jalan keluar yang tepat untuk membantu anak mengatasi kecemasannya dan kembali bersekolah dengan gembira.
RAHIDpedia – Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan lisan dengan pengucapan yang jelas, mimik yang sesuai agar pesan dapat diterima pendengar dengan tepat.
Anak perlu dilatih berbicara agar mampu menyampaikan pesan lisan dengan jelas agar dapat diterima oleh mitra bicara.
Apa yang dapat kita lakukan?
• Mendengarkan anak bicara sampai selesai.
• Ketika anak bicara respons dengan sikap tubuh yang mendukung, misalnya tersenyum bila yang disampaikan lucu.
• Menjadi pembicara yang baik karena anak perlu model tampilan pembicara yang baik, misalnya tidak memotong pembicaraan dan memilih kata yang santun.
Bagaimana proses perkembangan kemampuan literasi anak?
Ayah dan Bunda, perkembangan literasi anak berproses beriringan antara pengetahuan eaksaraan dan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa secara berurutan berkembang dari menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Keterampilan membaca yang baik terjadi jika keterampilan sebelumnya dikembangkan dengan tepat.
Cara Mengembangkan Keterampilan Menyimak
Ayah dan bunda, mengapa kita perlu melatih anak menyimak?
Anak perlu dilatih menyimak agar mampu mendengarkan bahasa lisan dengan penuh perhatian untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami yang disampaikan oleh pembicara.
Apa yang dapat kita lakukan?
• Berbicara dengan nada rendah, tidak teriak dan dengan tempo sedang.
• Menjadi pendengar yang baik karena anak perlu model tampilan penyimak yang baik.
Persiapan keterampilan menulis, apa yang harus dibantu?
Ayah Bunda, kita perlu membantu menyiapkan keterampilan menulis anak. Proses menulis terjadi secara bertahap mulai dari cara memegang pensil, menyalin huruf dan kata, hingga anak mampu menyampaikan ide dalam bentuk
tulisan.
Ayah Bunda dapat membantu dengan cara-cara berikut:
• Agar anak leluasa menggerakkan tangannya, ayah dan bunda perlu melatih anak untuk duduk tegak.
• Sebagai persiapan memegang pensil yang tepat, anak perlu menguatkan otot jari dengan berlatih mengancingkan baju, memegang sendok, dsb.
Pada usia 6 tahun seharusnya anak sudah mampu:
• memegang pensil dengan tepat
• dapat menulis nama diri
• dapat menulis kalimat sederhana; 3 – 4 kata per kalimat.
Jika anak memegang pensilnya belum sempurna, hendaknya anak dilatih menulis dengan krayon atau kapur tulis. Pastikan anak menulis kata dengan huruf yang lengkap.
Ayah Bunda juga dapat membantu dengan mengeja per bunyi/huruf saat anak belajar menulis.
RAHIDPEDIA – Kata literasi sering kita dengar. Apakah literasi itu?
Literasi adalah kemampuan seseorang memahami informasi untuk mengembangkan kecakapan hidupnya.
Anak yang memiliki kecakapan literasi yang baik akan:
Memahami bahasa lisan dengan baik
Berbicara dengan jelas dan runtut
Memahami isi bacaan dengan baik
Ayah dan Bunda perlu tahu . . .
Kecakapan literasi awal bukan hanya sekadar kemampuan merangkai huruf dan suku kata. Namun apa yang terjadi selama ini?
Anak mempelajari huruf dengan cara menghafalnya.
Anak belajar merangkai huruf menjadi suku kata dan kata melalui buku-buku latihan membaca. Pada buku-buku itu, huruf dan suku kata dirangkai tanpa makna dan tanpa disertai dengan contoh penulisannya dalam benda-benda yang dikenali anak
Kecakapan literasi awal bukan hanya sekadar kemampuan merangkai huruf dan suku kata. Namun apa yang terjadi selama ini?
Pengetahuan alfabet dan bunyinya merupakan PENGETAHUAN BAHASA. Sedangkan menyimak dan berbicara termasuk dalam KETRAMPILAN BERBAHASA.
Pengetahuan bahasa perlu diberikan seiring dengan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa anak.
Cara ini dapat mendorong anak bisa membaca. Namun, dia tidak akan terlatih untuk memahami isi bacaan. Sehingga, kecintaan anak untuk membaca tidak akan tumbuh.
Apa saja yang diperlu dilakukan Ayah dan Bunda?
Yang perlu diingat: Pengembangan literasi menggabungkan pengenalan terhadap bentuk tulisan dan bunyi. Setiap bahasa memiliki aturan bunyi yang khas. Pada bahasa Indonesia, huruf e dibaca tidak sama.
Perhatikan kalimat berikut:
• Ibu, menaruh keset di depan pintu.
• Cuci tanganmu pakai sabun sampai keset.
Maka, ajarkanlah bentuk huruf pada kata beserta bunyinya kepada anak. Pada saat mengajar anak membaca, Ayah dan Bunda juga harus mengajaknya bercakap-cakap agar anak mendengar cara pengucapan beserta makna yang tepat.
Program Math Kids di RA Plus Hidayatullah Kota Blitar
Recent Comments